Me Rambles

Thursday 1 March 2012

Crazy Little Thing Called Lust

"Kita pernah bertemu sebelumnya?"

Laki-laki itu terdiam. Matanya mulai menatap kosong kearah langit-langit ruangan. Seakan masih melihatnya segala lapisan langit, jauh melewati bentangan tataran putih diatas kepalanya.

Angannya kini melayang pada satu tempat dimana ia bertemu dengan si penanya untuk pertama kali.

Sesaat kemudian ditatapnya lagi si penanya yang tengah duduk dihadapannya itu. Ia masih ragu. Berbagai rasa masih berteriak-teriak di dalam kepalanya.

Riuhnya kebimbangan diantara terlampau absurdnya kejujuran dan mudah dicernanya kebohongan seakan memekakkan telinga laki-laki itu. Bising!

Dialihkan pandangannya dari wanita itu. "Beberapa kali." Jawabnya, memilih kebohongan.

Untuk beberapa saat suasana kembali hening .. Tampak wanita itu tengah berpikir keras, mencoba mencerna arti dari jawaban laki-laki itu.

"M-Maaf, tapi aku benar-benar tidak ingat.." ucapnya, seraya menundukan kepalanya.

"Tidak apa-apa, aku mengerti .. " Laki-laki itu kembali menatap langit-langit ruangan, tersenyum lirih.. Tentu saja aku mengerti..


Tak berapa lama kemudian wanita itu memalingkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Seolah-olah ia tengah melihat sekeliling, mencari sesuatu.

Lelaki itu pun menatapnya dengan pandangan heran. "Ada apa?"

Wanita itu tersentak, ia tak sadar kalau laki-laki di hadapannya itu tengah memperhatikannya. "K-Kau tahu, sebentar lagi pacarku pulang. Ia bisa datang kapan saja dari balik pintu itu.." tuturnya terbata.

Kali ini bergantian laki-laki itu yang menundukkan kepalanya. Ia masih mencoba mencerna perasaan-perasaan apa saja yang saat ini tengah ia rasakan. Sebuah cekam kegamangan kah, lirih kepedihan kah, atau sesak kemarahan? Ataukah kesemuanya? Dengan keras ia mencoba menahan getaran di sekujur tubuhnya.

Ceritakan padanya!

Ia menatap wanita itu lagi. "A-Aku berbohong. Maaf, entah kenapa aku berbohong padamu barusan."

Wanita itu mengerutkan keningnya. "Maksudmu?"

"Kita bertemu bukan hanya beberapa kali saja, tetapi sering!?"

"Aku semakin tidak mengerti.."

"Sulit untuk dijelaskan.."

Wanita itu menghela nafas sekali.  "Seperti yang kau lihat, saat ini posisiku sangatlah pantas untuk mendengar penjelasanmu. Jadi kumohon, jelaskan.. " pintanya lembut.

Laki-laki itu tak langsung menjawab. Dengan kedua tangannya ia pun mulai mencengkram kepalanya yang kini semakin pening ia rasakan. Ingin rasanya ia menarik keluar otaknya saat ini juga.


Kenapa kau harus menanggung ini semua?! Katakan saja yang sejujurnya! Biar semuanya cepat selesai!


Tidak! Laki-laki itupun kemudian menggelengkan kepalanya, mengusir suara-suara bising yang semakin jelas menghantuinya. "Terlalu aneh .. Kau tak akan mengerti .. "

"Tak jadi masalah! Sebelum pacarku yang seorang polisi itu datang, sebaiknya kau jelaskan padaku apa arti dari semua ini Tuan Penculik!!"

Jelas sekali laki-laki itu tersentak oleh hardikan wanita itu. Batinnya seperti ditusuk-tusuk oleh tatapan wanita yang saat ini seolah tengah menatapnya tajam itu.

Laki-laki itupun menghela nafas .. Baiklah .. Kau yang memintanya ..

No comments:

Post a Comment